Di Balik “IKAGATI”
CiAyuMajaKuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan) yang merupakan wilayah yang sangat unik dan sangat khas. Daerah yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah dan merupakan bagian dari Jawa Barat ini memiliki budaya yang berakulturasi antara budaya Sunda dan Jawa, mulai dari bahasa, kuliner, kesenian, hingga budaya lainnya yang sangat menarik untuk dikenal dan dinikmati.
Keunikan ini sejalan dengan sejarah terbentuknya Kerajaan Pakungwati yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gunung Jati yang seiring berjalannya waktu berganti nama menjadi kerajaan Kacirebonan. Sunan Gunung Jati yang kala itu sering kali menyebarkan agama Islam lewat kesenian berhasil memadukan budaya Sunda dengan budaya Jawa yang ada di daerah ini dalam menyebarkan agama Islam. Bukan hanya itu, ia pula berhasil memadukan budaya Cina dari tanah kelahiran istrinya yang tercermin pada batik khas mega mendung yang ada di Desa Trusmi Kabupaten Cirebon.
Berpusat di Keraton Kasepuhan Cirebon Ia berhasil menyatukan daerah Cirebon, Majalengka, Indramayu dan Kuningan untuk menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat pada masa itu
Meskipun banyak dipengaruhi oleh budaya Jawa dan Sunda, uniknya di daerah Indramayu terdapat Suku Dayak Indramayu. Pakaian yang mereka kenakan mirip seperti pakaian yang dikenakan oleh Suku Dayak di Kalimantan. Menurut sejarahnya Suku ini berasal dari orang-orang yang terdampar di Indramayu dari Kalimantan ketika berlayar.
Didasari hal tersebut maka dibentuklah sebuah organisasi kedaerahan dengan nama Ikatan Keluarga Gunung Jati (IKAGATI) untuk menyatukan dan menaungi mahasiswa CiAyuMajaKuning yang merupakan daerah se-wilayah III Cirebon seperti yang dilakukan Sunan Gunung jati. Namun dalam perjalanannya, tepatnya tahun 2009 Kuningan memutuskan untuk memisahkan diri dan membentuk organisasi kedaerahan sendiri. Sejalan dengan hal tersebut, kini IKAGATI hanya meliputi Kotamadya Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka dan Indramayu
Logo IKAGATI sendiri memiliki berbagai makna sesuai daerah kami. Gambar gapura di tengah diambil dari Gapura Adi yang ada di Keraton Kasepuhan Cirebon. Buku dan Kuas melambangkan anggota IKAGATI yang tengah menempuh jalan mencari ilmu di kampus STAN, Gunung di belakang gapura melambangkan Gunung Ciremai yang luasnya menyatukan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Cirebon, sedangkan gambar air dibawah menggambarkan pantai sepanjang Kotamadya Cirebon hingga Kabupaten Indramayu.
Ikagati dalam Festival Budaya Nusantara turut serta dalam “Pameran Budaya Nusantara dan mengirimkan putra putri asli daerah sebagai “Putra Putri Nusantara” untuk memberikan informasi budaya daerah yang tidak tertampilkan karena banyaknya budaya yang kami miliki.
Chris Thapa Nugraha dan Amelia Lestarina akan tampil dalam balutan pakaian khas Majalengka bernuansa Sunda. Terdiri atas tiga bagian dalam satu set pakaian untuk laki-laki. Pertama, ikat kepala. Kedua, kain baju. Ketiga, sarung. Sedangkan untuk perempuan, terdiri dari selendang kemben untuk pekaian bagian atas. Dan kain lunas untuk pakaian bagian bawah.
Pameran Budaya Nusantara sendiri menjadi ajang IKAGATI untuk memperkenalkan kuliner khas, budaya, dan kesenian khas yang menggambarkan daerah kami. Tahu Gejrot, Tahu Petis, Sirup Tjampolay, Sega Lengko, Mangga Gedong Gincu, Permen Jahe dan Kue Gapit adalah kuliner khas yang akan kami sajikan. Khusus untuk Mangga Gedong Gincu, Permen Jahe da Kue Gapit akan kami sajikan gratis sebagai souvenir. Semua akan disajikan dengan berbagai kreasi di dalam stand bertemakan “Waroeng Podjok”.
hahaha baru tau ada postingan ini :D
BalasHapus